search

Kawasaki Versys 650, Sodorkan Torsi dan Kenyamanan!



Kali ini giliran moge menengah, Kawasaki Versys 650 kami jajal. Motor gede ini memang memiliki desain khas motor Touring. Tampilan bodi depan mengaplikasikan fairing setengah lengkap dengan windshield menjulang.

Pokoknya pas banget untuk turing, tapi apa jadinya kalau motor ini dipakai harian?Tentunya, meski punya motor bergaya turing, motor ini tidak cuma dipakai untuk jalan jauh saja. Buat jalan-jalan Minggu pagi atau sekedar iseng ke kantor naik moge? Siapa tahu ada yang mau mencoba he..he..hee.. Yuk langsung coba! Jalanan Ibu Kota di siang dan malam hari jadi incaran selama satu minggu penuh.

Desain dan Fitur
Desain bodi yang membalut rangka turbular mempunyai desain keren, fairing setengah di bagian depan terlihat nakal dengan windshield yang cukup tinggi. Gagah abis bro! Suspensi up side down jangkung dan sokbraker belakang dengan 7 setelah kekerasan menjadi salah satu fitur andalan.


Lampu depannya yang didesain bertumpuk tiga, dari lampu senja, lampu utama dan lampu jauh dirasa cukup terang. Bukan cuma terang, jangkauannya juga jauh. Asik buat jalan malam dalam kecepatan tinggi. Sedang pada panel indikator, sangat fungsional. Secara keseluruhan, panel indikator ini tergolong mudah dilihat meski dimensinya terbilang imut. Tapi sayangnya, tidak ada indikator konsumsi bahan bakar rata-rata.

Selebihnya tidak ada fitur lain yang terlalu menonjol, paling ada di swing arm yang lebih kokoh ketimbang ER-6n atau Ninja 650 yang memiliki platform rangka dan mesin serupa.


Handling
Motor ini memang super jangkung. Jujur saja untuk rider dengan tinggi badan 165 cm harus jinjit lumayan parah. Apalagi bobot motor ini sangat berat, mencapai 206 kg, jangan sekali-kali menahan motor dalam posisi terlalu miring, kalau tidak kuat bisa langsung ambruk bro.

Selain itu, agak repot juga ketika hendak menggeser atau memindahkan motor ini di parkiran yang sempit, beratnya lumayan bikin tangan pegal. Untung pegangan di begel belakang nyaman dan mantap digenggam. Tapi saat duduk dan mulai berkendara baru terasa nikmatnya!
Rider dengan tinggi badan 165 cm, jinjitnya lumayan bikin capek saat berhenti lama 

Posisi ridingnya memang nyaman, tidak membungkuk dan tegak. Posisi badan seperti ini membuat jalan jauh lebih santai. Joknya juga lebar dan empuk, membuat OTONET Tester ogah turun saat city riding. Maunya ngegas terus he..he..he..

Redaman suspensinya juga nyaman, jalan berlubang hampir tidak terasa dan tidak takut motor nyangkut, karena tinggi. Karena bobotnya 206 kg saat menikung rebah, untuk mengembalikan ke posisi awal terasa sedikit berat, butuh dorongan badan untuk mengembalikan ke posisi semula.

Dan surprise-nya, ketika bertemu kemacetan parah, motor ini masih bisa diajak belok patah. Bahkan beriringan dengan motor yang lebih kecil seperti Ninja 250 injeksi di tengah kemacetan masih bisa mengikuti. Yang penting pandai-pandai memprediksi lebarnya setang dan kuat sama panas mesin yang menjalar sampai ke paha.


Performa
Mesin yang digunakan pada Kawasaki Versys adalah mesin 649 cc DOHC Liquid-cooled, 4-stroke Parallel Twin yang mampu menghembuskan daya 60 tenaga kuda pada putaran 8.000 rpm dengan torsi puncak 61 Nm pada 6.800 rpm.

Saat dibuka gasnya cepat sekali menyentuh angka 100 km/jam, Saat digeber di malam hari di jalan yang kosong, motor ini melesat cepat, perpindahan gigi agak kasar khususnya saat shift down, namun tidak ada masalah justru menambah kesan gahar.

Memang akselerasinya terasa smooth bila dibandingkan moge 600 cc dengan jumlah silinder lebih banyak, tapi torsinya di putaran bawah sangat terasa. Buat harian, bermain di putaran mesin 2000 sampai 5000 rpm saja sudah cukup untuk moge yang dijual Rp 118 juta dan Rp 128 juta untuk versi ABS ini.
 (sumber: motorplus-online.com) 

Data performa
0-60 km/jam: 2,4 detik
0-80 km/jam: 4,2 detik
0-100 km/jam: 5,5 detik
0-100 meter: 5,9 detik
0-201 meter: 8,9 detik
0-402 meter: 13,9 detik
Top speed: > 200 km/jam
 

Riding gear: Alpinestars-ProRiders 021-57931965

TT-R50,garuk tanah mini dari yamaha

Sebenarnya sudah lama banget, kami menjajal motor ini. Tepatnya di event media gathering Yamaha beberapa bulan yang lalu. Motor yang dimaksud adalah motor kecil TT-R50, imut kan! Yup, motor ini jadi salh satu pusat perhatian, termasuk kami he..he..he..

Memang peruntukan motor ini untuk anak-anak, namun di kendarai orang dewasa pun tak ada masalah. Bahkan kami sempat menjajalnya melintasi trek di seputaran kawasan Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) di Desa Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Sukabumi Jawa Barat.

DESAIN
Secara desain, motor mini trail ini didesain memang untuk anak-anak umur 5 tahun hingga umur 10 tahun. Desain bodi motor trail mini ini desainya mirip dengan Yamaha YZ, dari tampak samping hingga spakbor depan dan tempat nomor start. Keren kan!


Pengoprasianya pun juga cukup mudah, karena dilengkapi dengan eletrik starter, tinggal pencet lalu suara mesin 50 cc akan terdengar. Kontaknya juga unik berbentuk tombol dan dimudahkan dengan kehadiran electric starter, motor ini juga dilengkapi dengan engine stop.

Untuk kaki-kakinya pada bagian depan sokbrekernya mengunakan inverted telescopic fork dan roda depanya berdiameter 10-inch saja. Pada bagian belakang sokbrekernya mengunakan monocross-style rear suspension (single shock). 

Walaupun di kendarai orang dewasa, suspensi motor trail mini ini tidak begitu ambles masih kuat dan nyaman loh! Tapi jangan tanya soal kenyamanan, kaki akan menekuk seperti orang jongkok ketika dikendarai orang dewasa. Tapi buat anak-anak, pas banget!

PERFORMA
Performa motor trail mini ini sudah sangat cukup untuk anak-anak, walaupun kapasitas mesin motor ini 50 cc tapi mampu melaju dengan cepat. Mesin TT-R 50 ini 49cc SOHC 4-Tak 2 klep dengan diameter piston 36 mm dan stroke hanya 48,6 mm. Sekilas tampilan luar mesin ini mirip Yamaha Vega keluaran pertama he..hee..

Motor yang tidak dijual umum oleh Yamaha di Indonesia ini dilengkapi dengan transmisi 3 kecepatan. Pada posisi gigi 1 performa mesin motor ini dirasa responsif, ntuk menanjak di tanjakan curam pun mampu dilewati dengan mudah. Walaupun dikendarai orang dewasa motor ini pun mampu melaju dan melewati trek tanjakan dan kubangan lumpur. 

Secara keseluruhan motor mini Trail Yamaha TT-R50 ini layak untuk digunakan anak-anak yang mau belajar balap motor trail dari sejak dini. Tapi ingat, tetap harus dengan pengawasan ya! Juga safety gear yang memadai.

 (sumber: motorplus-online.com)

Technical Data:
Type: 49cc air-cooled SOHC 4-stroke; 2 valves
Bore x Stroke: 36.0mm x 48.6mm
Compression Ratio: 9.5:1
Fuel Delivery: Mikuni® VM11
Ignition: CDI
Transmission: Constant-mesh 3-speed; automatic clutch
Final Drive: Chain

Shooter 115FI, bebek injeksi dari SUZUKI

Selain meluncurkan Suzuki Shooter 115FI, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) juga mengajak kami untuk menjajal bebek injeksi terbarunya ini. Bukan cuma keliling kota Bandung, tapi sampai ke kawah Tangkuban Perahu di Lembang, Jawa Barat.

Konsepnya, Suzuki hendak menunjukan bahwa Shooter 115FI ini punya performa yang baik untuk naik sampai ke atas gunung! Yup, ini adalah bagian dari kegiatan "Melesat Tangguh Taklukan 3 Gunung dan 4 Danau". Tangkuban Perahu jadi salah satu gunung yang ditaklukan Shooter 115FI.


Riding Position Bersahabat

Pertama kali berkenalan dengan motor ini dimulai dari posisi duduknya. Jok tidak terlalu tinggi, kaki rider 165 cm pun mudah menjangkau tanah. Posisi stang yang tidak terlalu rendah membuat posisi duduk jadi lebih santai. Wah, panel indikator di setang nampak besar dan lebar, informasi di dalamnya jadi mudah terlihat.

Di panel indikator ini, informasinya lumayan lengkap. Sampai indikator posisi gigi pun ditampilkan lengkap dari 1 sampai 4. Karena sudah injeksi, indikator kerusakan sistem injeksi pun bisa dipantau dari panel ini.



Yang menarik adalah bobot motornya ini sangat ringan. Kebetulan varian yang dijajal adalah Shooter 115FI SR atau varian tertinggi dengan bobot hanya 94 kilogram. Ketika menggesernya di tempat parkir atau sekedar menahan dengan kaki saat berhenti, terasa ringan. Rasanya cocok untuk pengendara pemula sekalipun.

Langsung putar kunci kontak,eh rumah kuncinya sudah dilengkapi dengan pengaman bermagnet bro! Sesaat setelah tekan tombol electric starter, suara dan getarannya cukup halus. Langsung jalan yuk! Sangat terasa kalau suspensinya menawarkan kenyamanan lebih.

Karakternya lembut dan mampu meredam getaran dengan baik. Jalan rusak di seputaran kota Bandung hingga memasuki kawasan Tangkuban Perahu bisa dilewati tanpa kesulitan. Tapi, ketika boncengan, redaman suspensi belakangnya jadi terlalu empuk, kebetulan bobot yang dibawa ketika berboncengan mencapai 160 kg he..he..hee.. berat juga ya!


Tapi untuk stabilitasnya sih cukup lah untuk bebek. Dicoba belok ketika jarum speedometer menunjuk angka 60 km/jam masih anteng. Toh dalam kondisi standar dan penggunaan sehari-hari, tidak butuh menikung terlalu kencang. Ya kan!

Sedang untuk pengereman, standar saja. Sayangnya jok agak keras, terlebih di bagian belakang. Ketika dibonceng, pantat cepat pegal. Untungnya posisi kaki pembonceng tetap nyaman. Desain foot step boncenger model gantung juga membuat motor ini terlihat makin sporty.

Putaran Bawah Responsif

Satu yang menarik dari motor ini adalah responnya di putaran bawah. Tergolong agresif dan terasa ringan ketika harus stop and go di kemacetan. Sedang di putaran atas, gigi 4-nya punya rasio panjang agar putaran mesin tidak terlalu tinggi dan konsumsi bahan bakar lebih hemat. 

Ketika mendaki Tangkuban Perahu, gigi satu-dua lebih banyak dipakai. Tenaganya cukup kuat membawa tester berbobot 72 kg sampai ke atas. Tapi ketika boncengan (160 kg), gigi satu banyak berperan, bahkan beberapa kali harus menahan mesinnya berteriak di gigi 1 agar motor tetap melaju.


Mesin Shooter 115FI ini benar-benar baru. Powernya diklaim tembus 9,3 PS di 8.000 rpm dan memiliki torsi 9,1 Nm pada 6.000 rpm. Sedang untuk konsumsi bahan bakarnya, diklaim lebih irit hingga 37 persen bila dibandingkan dengan bebek lain. Untuk konsumsi bahan bakar belum bisa dibuktikan, tunggu sesi test ride nya ya!

Kesimpulan sementara, desain yang lebih segar juga mesin yang benar-benar baru memberikan nilai tambah. Konsep mesin dan bodi yang lebih ringan membuat motor yang dijual dalam tiga varian berbeda ini layak jadi penantang yang harus diperhitungkan buat Honda Absolute Revo dan Yamaha Vega ZR!   

(sumber: motorplus-online.com)

 
Harga (on the road Jakarta):
Suzuki Shooter 115FI : Rp 11,6 juta
Suzuki Shooter 115FI R : Rp 12,45 juta
Suzuki Shooter 115FI SR : Rp 13,25 juta

Spesifikasi Suzuki Shooter 115FI
Dimensi dan Berat
Panjang: 1.910 mm
Lebar: 690 mm
Tinggi: 1.085 mm
Jarak as roda: 1.220 mm
Jarak mesin ke tanah: 145 mm
Berat: 94 kg (SR), 93 kg (R), 91 kg (standar)

Mesin
Jenis: 4 Langkah, SOHC, 2 katup berpendingin udara
Diameter silinder: 51,0 mm
Langkah piston: 55,4 mm
Isi silinder: 113 cc
Daya maksimum: 6,9 kW (9,3 PS) / 8.000 rpm
Torsi maksimum: 9,1 Nm / 6.000 rpm
Sistem pengabutan bahan bakar: Fuel Injection
Sistem starter: Engkol dan Listrik

Transmisi
Transmisi: 4 percepatan konstan
Arah perpindahan gigi: N-1-2-3-4-N

Rangka
Suspensi depan: Teleskopik, pegas ulir, bantalan oli
Suspensi belakang: Lengan ayun, pegas ulir, bantalan oli
Ukuran ban depan: 70/90-17 M/C 38P
Ukuran ban belakang: 80/90-17 M/C 44P
Rem depan: Cakram (SR), Cakram (R), Teromol (standar)
Rem belakang: Teromol (SR), Teromol (R), Teromol (standar)
Velg: Cast Wheel (SR), Jari-jari (R), Jari-jari (standar)

Riding gear: Alpinestars-ProRiders 021-57931965

Honda Zoomer-X

Honda Zoomer-X sudah meluncur di Thailand September tahun lalu. Di negeri gajah putih itu skubek dengan desain unik untuk kaum urban tersebut jadi pesaing berat Yamaha TTX atau X-Ride yang duluan meluncur di tanah air.

Meskipun belum ada kepastian mengaspalnya Zoomer-X di Indonesia, MOTOR Plus jajal duluan performa skubek naked ini. Zoomer-X tampil lebih kompak dengan menyodorkan suspensi depan model upside down.


“Upside downnya memiliki diameter yang sama dengan yang dipakai Honda MSX. Hanya, segitiga MSX dibuat lebih lebar 1,5 cm,” ujar Kamal Firhad pemilik showroom motor built up Safari Motor di Jl. Raden Saleh, Karang Tengah, Ciledug, Tangerang.

Zoomer-X memiliki desain bagasi berongga dan bisa menyimpan skateboard. Jok, dibuka ke samping kanan, bukan di angkat ke atas seperti pada skubek biasanya. Tinggi jok dari tanah 763,5 mm, postur tubuh pengendara 165 cm, kaki enggak perlu jinjit.

Penasan sama performa, saat dinamo starter aktif suaranya masih terdengar kasar. Sepertinya belum aplikasi teknologi ACG starter yang diaplikasi Honda Vario Techno 125 PGM-FI atau PCX.

Memang Zoomer-X ini mengadalkan engine 110 cc injeksi, mesinnya serupa dengan yang dipakai Honda BeAT, Spacy, dan Scoopy generasi injeksi. Tetapi, soal akselerasi, gesit bro!.
 

Honda MSX 125, Si mini monster

Eits, jangan kaget melihat pacuan mini ini. Iya, ini bukan saudara kembarnya Kawasaki KSR, lho. Melainkan, Honda MSX 125. Besutan yang sudah lebih dulu beredar di Thailand, kini hadir di Indonesia.

Tetapi, bukan melalui APM (Agen Pemegang Merek). Melainkan, suguhan dari Importir Umum (IU). Salah satunya, dari Safari Motor di Jl. Raden Saleh No. 10A, Karang Mulya, Ciledug, Tangerang.



Pacuan yang layak disebut Mini Monster ini, mungkin karena desain yang ditawarkan agak mirip Ducati Monster. Terutama, pemilihan knalpot yang keluar dari sebelah kanan yang memang mirip dengan Ducati Monster.

Terlepas dari desain Ducati Monster. Kalau ngomongin mesin, dilihat dari spesifikasi engine hampir sama dengan Honda Supra X125 Helm-In. Memiliki basic engine satu silinder dua klep, tetapi pacuan ini sudah dibekali sistem bahan bakar injeksi.

Mesin dibekali piston diameter 52,4 mm dan stroke 57,9 mm menghasilkan 124,9 cc. Dibulatkan jadi 125 cc. MSX yang punya arti Mini Sport Extreme ini, memiliki rasio kompresi mesin 9,3 : 1. Tapi, jangan pernah samakan dengan bebek, lho.

Karena meski engine mirip, tetapi performa yang diberikan tergolong spontan. Itu yang dirasakan ketika membesut MSX. Apalagi dibekali kopling manual, akselerasi yang dihasilkan setiap pergantian gigi lebih ngacirrr...

Maklum saja! Untuk motor bobot 101 kg ini, power yang diumbar bermain di 9,7 hp/7.000 rpm. Tetapi, yang cukup siginifikan torsi yang dihasilkan. Yaitu, sentuh 10,9 Nm/5.500 rpm. Makanya, sejak putaran bawah pun sudah berlari kencang seiring bukaan grip gas.

Dilengkapi diameter pelek 12 inci, jalan bumpy pun masih nyaman dilewati. Mungkin karena suspensi depan belakang turut mendukung MSX buat bejalan.

Makanya, pacuan yang dilengkapi 4 transmisi percepatan ini juga rasanya cocok buat menemani aktivitas harian sobat. Tetapi, pertanyaannya kapan ya APM Indonesia bakal luncurkan.  
 

Sigit PD Kuasai IP1 Seri 4 Indoprix Sentul

Ambisi besar Wahyu Widodo meraih kemenangan di Indoprix 2013, akhirnya terwujud juga di race kedua kelas IP2 (Bebek 110 cc) Indoprix seri keempat di Sentul international Karting Cirkuit (SIKC) hari ini (23/6). Meski beberapa kali tersusul oleh rival Anggi Permana yang meraih kemenangan fantastis di race 1, namun kali ini Wahyu benar-benar tak ingin kehilangan lagi.

Penampilan Wahyu yang terbilang lebih mumpuni di race kedua, tentu jadi penunjang terbesar kemenangan yang diraihnya. Meski sempat merasa performanya menurun, tapi ia bisa mempertahankan pencapaiannya tersebut.



"Sebenarnya performa motorku tidak sekencang di seri-seri awal dulu, cuma settingnya sudah mulai ketemu, makanya lebih percaya diri saja. Anggi Permana juga nempel ketat, sepanjang awal hingga akhir balapan, jadinya lebih terpacu lagi," girang Wahyu.

Meski Wahyu mampu meraih kemenangan untuk Honda, namun Sigit PD justru tak bergeming menggandakan kemenangannya di race kedua IP1 (Bebek 125 cc). Konsistensi mengamankan lap tercepat di tiap lap race kedua, menurut Sigit adalah yang paling utama.

"Saya sangat senang bisa mengamankan dua kemenangan langsung di IP1 seri keempat di Sirkuit Sentul. Menjaga konsistensi itu adalah yang utama, karena semua pembalap punya performa rata-rata sama. Tapi jaga konsistensi ini yang agak sulit. Makanya saya fokus di situ aja," tegas Sigit. (otosport.co.id)

Hasil race 2 IP2 :
1. Wahyu Widodo, 24 menit 33.239 detik
2. Anggi Permana, +0.538 detik
3. Fitriansyah Kete, +1.781 detik
4. Sigit PD, +5.390 detik
5. Sudarmono, +16.571 detik

Hasil race 2 IP1 :
1. Sigit PD, 24 menit 23.353 detik
2. Anggi Permana, +1.609 detik
3. Sudarmono, +2.357 detik
4. M. Nurgianto, +5.340 detik
5. Denny Triyugo L, +18.166 detik

Drag Night Boroko Town