Yamaha Force hadir dengan desain yang
benar-benar segar. Rangkanya juga anyar, didukung dengan mesin generasi
Vega yang sudah dilengkapi injeksi bahan bakar dan penyempurnaan pada
bagian transmisi. Penasaran kan? Sama bro! Untungnya, bisa mencoba
sesaat setelah launching kemarin!
Desain
Secara kasat mata perbedaan desain dengan Vega ZR bisa dilihat dari detail-detail yang lebih menarik, seperti lampu sein, bodi samping hingga sayap dan kombinasi warnanya! Apalagi unit test yang kami coba ini, lebih sporty dengan paduan warna biru dan putih.
Yamaha Force menggunakan pelek tipe casting wheel, bentuknya
mirip dengan Jupiter Z1. Cukup mendongkrak penampilan. Sedang untuk
suspensi, tampak luar tidak ada yang berbeda dari Vega ZR. Secara
keseluruhan, motor ini terlihat ramping dan memiliki proporsi bentuk
yang pas. Asik deh!
Coba tengok panel indikatornya, sangat informatif dengan dua bulatan besar. Yang kiri speedometer, yang kanan adalah indikator bensin dan lampu petunjuk posisi gigi. Di bawahnya ada engine check dan indikator lampu sein juga lampu jauh. Ukuran angka-angkanya yang besar, membuat mata lebih mudah memandang.
Riding Impression
Saat mulai duduk, masih terasa sama seperti Vega ZR. Agak beda ketika memegang setang, karena Yamaha Force memiliki setang yang lebih panjang 10mm dan tinggi naik 30mm dari Yamaha Vega ZR. Ups, pantesan posisi duduknya lebih tegak.
Sebelum kunci kontak diputar, pahami dulu rumah kuncinya. Ternyata sudah menggunakan pengaman bermagnet, tapi untuk membuka jok musti dengan mencabut kunci terlebih dahulu. Posisi kunci jok ada di bawah lampu belakang, masih kaya Vega ZR.
Putar kunci, tombol start ditekan, raungan mesin cukup halus terdengar. Masuk gigi satu, injakan perseneling cukup ringan dan smooth. Mulai melaju dengan bukaan gas dan diiringi kenaikan gigi secara bertahap. Akselerasinya cukup responsif. Ya, karakter mesin over stroke enggak bisa dibohongi, torsinya cocok buat perkotaan, daerah jalur pegunungan atau untuk membawa bobot yang berat
Motor ini mengusung mesin 4 tak satu silinder SOHC. Diameter
pistonnya 50 mm dan stroke 57,9 mm, Data yang diberikan Yamaha
menunjukan bahwa power Force mencapai 8,72 PS di 7.000 rpm dan torsinya
9,53 Nm pada 5.500 rpm.
Kesan torsi yang kuat juga tetap terasa ketika mencobanya dengan
cara berboncengan melalui jalur Ancol, Jakut sampai Kemayoran, Jakarta
Pusat. Beberapa jalan layang dan flyover yang dilalui bisa dilibas
dengan ringan, Force cukup bertenaga di sini.
Untuk suspensi tetap nyaman, meski melewati beberapa kondisi jalan yang kurang baik. Oh iya, saat test berboncengan, jok juga tidak terasa sempit. Pihak Yamaha Indonesia mengaku kalau jok motor ini sedikit lebih panjang jadi 774mm, kapasitas bagasi juga lebih lapang dengan kapasitas daya tampung 9,2 liter.
Belum cukup puas sih untuk mengeksplore motor yang dijual Rp 13,3 jutaan ini! Jadi tunggu ulasan sesi test ride berikutnya!
Desain
Secara kasat mata perbedaan desain dengan Vega ZR bisa dilihat dari detail-detail yang lebih menarik, seperti lampu sein, bodi samping hingga sayap dan kombinasi warnanya! Apalagi unit test yang kami coba ini, lebih sporty dengan paduan warna biru dan putih.
Coba tengok panel indikatornya, sangat informatif dengan dua bulatan besar. Yang kiri speedometer, yang kanan adalah indikator bensin dan lampu petunjuk posisi gigi. Di bawahnya ada engine check dan indikator lampu sein juga lampu jauh. Ukuran angka-angkanya yang besar, membuat mata lebih mudah memandang.
Saat mulai duduk, masih terasa sama seperti Vega ZR. Agak beda ketika memegang setang, karena Yamaha Force memiliki setang yang lebih panjang 10mm dan tinggi naik 30mm dari Yamaha Vega ZR. Ups, pantesan posisi duduknya lebih tegak.
Sebelum kunci kontak diputar, pahami dulu rumah kuncinya. Ternyata sudah menggunakan pengaman bermagnet, tapi untuk membuka jok musti dengan mencabut kunci terlebih dahulu. Posisi kunci jok ada di bawah lampu belakang, masih kaya Vega ZR.
Putar kunci, tombol start ditekan, raungan mesin cukup halus terdengar. Masuk gigi satu, injakan perseneling cukup ringan dan smooth. Mulai melaju dengan bukaan gas dan diiringi kenaikan gigi secara bertahap. Akselerasinya cukup responsif. Ya, karakter mesin over stroke enggak bisa dibohongi, torsinya cocok buat perkotaan, daerah jalur pegunungan atau untuk membawa bobot yang berat
Untuk suspensi tetap nyaman, meski melewati beberapa kondisi jalan yang kurang baik. Oh iya, saat test berboncengan, jok juga tidak terasa sempit. Pihak Yamaha Indonesia mengaku kalau jok motor ini sedikit lebih panjang jadi 774mm, kapasitas bagasi juga lebih lapang dengan kapasitas daya tampung 9,2 liter.
Belum cukup puas sih untuk mengeksplore motor yang dijual Rp 13,3 jutaan ini! Jadi tunggu ulasan sesi test ride berikutnya!
0 komentar:
Post a Comment