4:57:00 pm
Tips Performance
Tips Klub, Korek Harian Suzuki Satria F-150 Kuat Jalan Jauh
Sejatinya Suzuki Satria F-150
dibekali kapasitas mesin besar. Tapi, sebagian anak klub yang rajin
turing ke luar kota merasa akselerasi dan top speed masih bisa
ditingkatin. Tanpa bore up atau stroke up. Cukup kohar atau korek harian
tapi power naik namun tetap irit bensin.
Seperti yang biasa
dilakukan Saifur Rochman. Dia pebengkel di Jl. Raya Pondok Rajeg,
Kampung Cipayung RT 05/05 Kelurahan Tengah, Cibinong. Mekanik road race
yang jadi rujukan Cibinong Suzuki Satria Club. Berikut ini diantaranya.
Knalpot Dibobok
Bagusnya
memang menggunakan knalpot racing. Namun banyak yang ogah karena
suaranya berisik. Apalagi dipakai keluar kota dalam jangka waktu yang
lama. Banyak yang merasa tidak nyaman.
Opsinya tetap menggunakan
knalpot standar. Tapi, dibuat agar tidak mengurangi performanya. “Lebih
mantap dibobok. Saluran buang lebih lancar dan tidak terlalu berisik,”
jelas Dorman yang asli Purbalingga, Jawa Tengah itu.
Akan lebih
sip lagi menggunakan silencer Suzuki Satria F-150 yang masih built up.
Yaitu dari Satria F-150 keluaran 2004 sampai 2006. Karena memiliki pelat
silincernya yang lebih tipis. “Juga material yang berbeda dibandingkan
silencer Satria keluaran baru” jelas Dormen.
Porting Polish
Langkah
awal yaitu menerapkan korengan ringan. Bahkan familiar yang sering
dilakukan bengkel jalanan. Yaitu dengan menghaluskan alur kulit jeruk di
lubang isap dan buang. Jangan, terlalu banyak mengikisnya. Pakai
ampelas juga bisa.
Durasi Kem
Supaya
power mesin lebih mantap, Dormen sangat teliti dalam mematok buka-tutup
klep. Dia ukur meggunakan busur dan dial gauge. Durasi total kem
dibikin 240 dan 241 derajat.
Klep isap dibuat membuka 20 derajat
sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 40 derajat setelah TMB (Titik
Mati Bawah). Sedangkan klep buang membuka 41 derajat sebelum TMB dan
menutup 20 derajat setelah TMA.
Rasio Kompresi Naik
Banyak
yang kurang puas dengan akselerasi standar. Cara paling mudah yaitu
dengan menaikkan rasio kompresi. Tidak puasa dengan melepas beberapa
lembar paking, malah papas blok. “Yaitu blok silinder bagian atasnya.
Sekitar 0,5 mm,” jelas pria berambut cepak itu.
Namun berisiko
kalau tidak diimbangi dengan pemakaian bensin oktan tinggi. Misalnya di
daerah yang jarang dijumpai Pertamax atau Pertamax Plus, berakibat
bahaya.
Misalnya di Pantura dengan trek panjang. Diisi bensin
Premium trus gas dipanteng terus. Mesin berkitir tinggi cukup lama tapi
bensinnya oktan rendah, berdasarkan pengalaman dari orang mudik, banyak
yang bolong sehernnya. “Kecuali jika treknya pendek-pendek, jangan
panteng gas. Masih aman,” beber Eka.
Celah Klep
Tidak
hanya harus main dial kem. Celah klep juga harus dibuat optimum. Di
Suzuki Satria F-150 tidak bisa disetel dengan cara manual. Celah klep
diatur oleh tebalnya sim. Bukan SIM singkatan dari Surat Izin Mengemudi,
sim atau pengganjal ini seperti pil.
Sim dipasang di retainer
atau ring pemegang per dengan klepnya. Supaya klep lebih sempit harus
menggunakan sim yang tebal. Ketebalan sim ini ada beberapa pilihan.
Tergantung setelan klep yang dimau.
Menggunakan filler gauge,
kerenggangan klep paling pas memakai komposisi 0,2 mm untuk katup isap
dan 0,15 untuk klep buangnya. Untuk mencapai ukuran yang pas seperti ini
harus dilakukan beberapa kali pemilihan sim.
Setelan seperti ini terbukti aman. “Enak dibejek sampai Bengkulu pergi-pulang” tambah Eka yang doyan turing itu. (motorplus-online.com)
0 komentar:
Post a Comment